Februari 01, 2024

Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. .














Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Februari 01, 2024 No comments READ FULL POST

Agustus 27, 2023

Bagaimana kamu bisa terlahir di dunia ini? Berapa lamakah kamu ada di perut ibumu dan dari mana kamu mendapat nutrisi selama dalam kandungan? Sungguh menarik bukan pertanyaan-pertanyaan tersebut? Mari kita cari tahu bersama jawaban pertanyaan tersebut dengan mempelajari bab ini dengan penuh semangat!





Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Agustus 27, 2023 No comments READ FULL POST

Juli 20, 2022

Apakah kalian masih ingat topik atau materi mengenai air dan sistem pada tubuh manusia yang dipelajari di kelas V SD? Atau mungkin kalian masih ingat ketika belajar tentang energi, bunyi dan cahaya di kelas IV? Sementara topik IPA yang masih segar di ingatan kalian pastilah topik yang dipelajari di kelas VI, antara lain tentang listrik, tumbuhan dan tata surya. Kata lain untuk IPA adalah Sains. Jika kalian melihat betapa luasnya topik-topik itu, maka kalian pasti menyadari bahwa Sains itu ada di mana-mana. Tidak percaya? Mari kita cermati uraian tentang cabang-cabang ilmu Sains.










Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Juli 20, 2022 No comments READ FULL POST

Desember 08, 2021

 Apa yang kamu butuhkan agar dapat melakukan kerja? Perhatikan, bagaimana motor dan mobil dapat beroperasi! Jika motor atau mobil tersebut kehabisan bahan bakar, apakah motor atau mobil tersebut dapat berfungsi? Pernahkah kamu bersekolah dengan naik sepeda? Perhatikan gerak roda sepeda yang sedang berputar! Pada saat berjalan, roda sepeda mengalami gerakan, yaitu menggelinding. Sepeda tentu tidak akan berjalan jika pedalnya tidak dikayuh. Kamu dapat bergerak sesuai dengan keinginanmu. Kamu juga dapat melompat, berdiri, dan duduk. Hal itu dapat dilakukan karena tubuh memiliki energi.






Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Desember 08, 2021 No comments READ FULL POST

Februari 28, 2021

Bumi merupakan tempat tinggal manusia dan rumah bagi berbagai makhluk hidup. Satu-satunya planet di tata surya yang memiliki kualitas untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan bumi untuk menahan energi panas dari matahari sehingga bumi tetap hangat. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat materi berikut.



Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Februari 28, 2021 No comments READ FULL POST

Februari 27, 2021


LAPISAN BUMI


A.  Kompetensi Inti
  1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
  2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan dan keberadaannya
  3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
  4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B.  Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.10  Menjelaskan lapisan bumi, gunung api, gempa bumi, dan tindakan pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana di daerahnya.
3.10.1  Mendeskripsikan karakteristik lapisan penyusun bumi
3.10.2  Mendeskripsikan karakteristik atmosfer
3.10.3  Mendeskripsikan karakteristik litosfer
3.10.4  Menjelaskan proses terjadinya gempa bumi
3.10.5  Menjelaskan karakteristik gempa bumi serta pengurangan resiko bencana gempa bumi.
3.10.6  Menjelaskan proses terjadinya erupsi gunung berapi
3.10.7  Menjelaskan karakteristik gunung api dan pengurangan resiko bencananya
3.10.8  Mengidentifikasi dampak dari peristiwa erupsi gunung berapi
3.10.9  Menjelaskan karakteristik hidrosfer dan cara pengurangan resiko bencana banjir

BUMI merupakan planet ketiga dalam system galaksi Bima Sakti. Berdasarkan gambar yang diambil dari teleskop Hubble yang diluncurkan National Aeronautics and Administration (NASA), Bumi memiliki bentuk bulat seperti bola. Seperti yang kita ketahui, bahwa sebuah bola hanya memiliki selimut yang menyelubungi permukaan saja, sedangkan bagian dalamnya kosong. Namun, apakah planet kita juga kosong di bagian dalamnya seperti bola?





A.  LAPISAN-LAPISAN PENYUSUN BUMI
1.   Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi adalah lapisan paling luar bumi yang menjadi tempat tinggal seluruh makhluk hidup. Lapisan kerak atau kulit bumi tersusun atas batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen. Permukaannya dicirikan adanya pegunungan, daratan yang sangat luas dan datar, serta palung laut.
Kerak bumi adalah lapisan yang selalu bergerak. Pada zaman dahulu kala, seluruh daratan di bumi membentuk suatu massa daratan yang sangat luas sehingga hewan-hewan dapat menjelajah dengan bebas. Namun massa daratan yang hidrosfer
 luas itu kemudian terpecah dan pecahan-pecahannya mengapung membentuk lembaran-lembaran yang disebut lempeng.
Kerak bumi membentuk lempeng samudra dan lempeng benua. Lempeng benua luasnya kira-kira 35% dari seluruh bagian kerak bumi  dan ketebalannya mencapai 20-70 km. Lempeng samudra luasnya kira-kira 65% dari seluruh bagian kerak bumi  dan ketebalannya mencapai 5-10 km. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.1000 C. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn 100 km dinamakan litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity.


1.   Mantel Bumi
Lapisan selimut bumi terletak tepat dibawah kerak bumi dengan ketebalan mencapai 2.900 km. Bagian atas lapisan mantel bumi merupakan lapisan batuan padat dan di bagian bawah merupakan lapisan batuan yang likuid (cair-cair padat). Suhu di lapisan ini dapat mencapai 30000 C. Lapisan mantel bumi berfungsi sebagai pelindung bagian dalam bumi.
2.   Inti Bumi
Lapisan inti bumi (core) terletak dibawah selimut bumi atau tepat ditengah bumi. Lapisan inti bumi memiliki ketebalan 3.500 km merupakan  lapisan yang paling dalam dari bumi. Lapisan inti bumi sangat padat dan menjadi pusat massa dari bumi. Tekanan dalam inti bumi sangat besar dan suhunya mencapai 60000 C.
Lapisan inti terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (inner core). Inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.000 km dan memiliki suhu mencapai 3.8000 C. Lapisan ini sebagian besar tersusun atas besi cair. Sedangkan, lapisan inti dalam adalah lapisan yang menjadi pusat bumi. Bentuknya seperti bola dengan diameter 2.700 km dan memiliki suhu 60000 C. Bahan utama penyusun lapisan ini adalah besi dan nikel.
Naiknya cairan panas disebabkan oleh adanya tekanan luar bumi ke dalam inti bumi atau compressing. Karena Inti dalam bumi mengalami tekanan atau compressing mengakibatkan cairan atau bahkan gas menjadi benda padat. Semakin dalam lapisan tanah mempunyai nilai berat jenis yang semakin meningkat. Demikian juga inti dalam bumi mempunyai nilai berat jenis yang paling tinggi karena mengalami tekanan.


A.     KOMPONEN PENYUSUN BUM
Secara umum Bumi terdiri atas 3 komponen utama, yakni komponen gas yang disebut atmosfer, komponen padatan yang disebut litosfer, dan komponen air yang disebut hidrosfer.
           
      1.  
ATMOSFER
Atmosfer berasal dari 2 kata Yunani, yakni atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti lapisan, jadi atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Lapisan atmosfer merupakan campuran dari berbagai unsur. Unsur yang paling utama adalah 78,08% Nitrogen (N2), oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon (Ar) sebanyak 0,95%, dan karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,034%. Atmosfer yang menyelimuti bumi, memiliki sifat sebagai berikut:
a.  Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, serta hanya bisa dirasakan oleh indra perasa manusia dalam bentuk angin.
b.   Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.
c.   Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.
  
Struktur Lapisan Atmosfer
a.   Troposfer
Lapisan troposfer merupakan lapisan terdekat dari permukaan bumi. Lapisan ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
  1. Di khatulistiwa, ketinggiannya 16 km, di sekitar lintang tengah 11 km, dan di daerah kutub tebalnya 8 km.
  2. Gejala cuaca terjadi di lapisan ini perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban udara yang kita rasakan sehari-hari terjadi.
  3. Setiap kenaikan 100 m, suhu udara rata-rata turun 0,5°C, di daerah tropis suhu rata-rata turun 0,5°C.
  4. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km.
  5. Terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
             b.  Stratosfer
Lapisan stratosfer merupakan lapisan kedua, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)   Terletak pada ketinggian sekitar 12-50 km dpl
2)  Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon (O3) untuk melindungi lapisan bumi dari   radiasi matahari yang berbahaya.
3)    Lapisan stratosfer disebut juga lapisan isotermis.
4)    Semakin tinggi tempat, suhu semakin naik.

Ozon adalah gas yang dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan ozon sangat penting karena ozon menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Adanya penyerapan radiasi UV-B sebelum sinar UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan.

c.    Mesosfer
Lapisan mesosfer memiliki karakteristik sebagai berikut.
1)    Terletak pada ketinggian sekitar 50-80 km dpl
2)    Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4°C setiap 100 meter.
3)   Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam atmosfer yang   memiliki suhu paling rendah, kira-kira -100°C.
4)    Lapisan ini melindungi bumi dari jatuhan meteor.


d.  Termosfer
Lapisan termosfer disebut juga lapisan ionosfer, lapisan ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1)    Memiliki ketinggian sekitar 85-300 km di atas permukaan bumi
2)   Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang terjadi pada suhu dan ketinggian tertentu.   Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan gelombang radio.
3)    Suhu dapat mencapai hingga 1.500 °C.

e.   Eksosfer
Pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 °C. Merupakan batas antara atmosfer bumi dan angkasa luar. Lapisan ini bermanfaat untuk penempatan satelit buatan


2.   LITOSFER
Istilah litosfer berasal dari Bahasa Yunani yaitu lithos berarti batuan dan sphera berarti lapisan. Planet bumi mempunyai struktur lapisan yang terdiri atas kerak, mantel, dan inti. Kerak bumi atau litosfer merupakan bagian permukaan bumi yang tersusun atas batu-batuan. Ketebalannya di bawah laut sekitar 3 km, tetapi di benua dapat mencapai sekitar 35 km. Adapun batu-batuan di inti bumi berbentuk padat, tetapi dapat bergerak pelan. Di inti bumi, tekanannya jutaan kali lebih besar daripada tekanan atmosfer. Adapun suhunya diperkirakan sekitar 4.500°C. Panas dari inti bumi tersebut berusaha meloloskan diri keluar bumi. Dalam prosesnya, panas tersebut terhalang oleh lapisan batu-batuan. Di daerah dekat permukaan bumi (litosfer), panas itu dapat merapuhkan batuan.
Kulit bumi yang keras dinamakan kerak bumi, terbagi atas lempeng benua (Continental Crust) dan lempeng samudra (Oceanic Crust). Kedua lempeng ini memiliki karakteristik berbeda. Bahan utama pembentuk kulit bumi adalah magma. Magma merupakan batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Litosfer tersusun oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya membentuk persenyawaan yang disebut Mineral.
Litosfer juga tersusun atas lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial (lempeng benua) memiliki massa jenis lebih ringan dari lapisan Sima (lempeng samudera) karena lapisan ini tersusun dari silikat dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Sedangkan lapisan Sima tersusun dari silikat magnesium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan MgO.  Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Suhu dan tekanan di lapisan ini sangat tinggi, sehingga batu-batuan di lapisan astenosfer bergerak mengalir seperti cairan karena adanya arus konveksi dan pecah menjadi lempengan-lempengan. 
Teori yang berkaitan dengan Lempeng Tektonik yaitu:
a.      Teori continental drift (Alfred Wegener)
Alfred Wegener mengajukan sebuah teori yang dikenal dengan teori pergerakan benua (continental drift). Dalam teorinya, Wegener menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua di Bumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas. Sekitar 200 juta tahun lalu benua tersebut terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Akan tetapi, teori pergerakan benua yang diajukan Wagener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua berpisah dan bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wagener ditolak oleh para ahli pada saat itu.
b.      Teori seafloor spreading (Harry Hess)
Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak Bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah. Akibatnya, material tersebut naik ke punggung kerak samudra. Kemudian material bergerak ke samping bersama dasar kerak samudra, sehingga bagian dasar kerak samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah patahan. Teori ini mampu menjelaskan bagaimana proses terbentuknya lembah maupun gunung bawah laut.
c.       Teori Tektonik Lempeng
Teori ini didasarkan pada dua teori sebelumnya yaitu teori continental drift dan teori seafloor spreading. Teori ini berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, samudera, dan bahan galian. Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi terbagi atas kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang padat. Lempengnya kaku dan lempeng tersebut bergerak di atas astenosfer yang lebih cair.
Ketika lempeng bergerak, maka akan terjadi interaksi antarlempeng. Interaksi tersebut dapat membentuk sebuah palung laut, pegunungan, maupun sebuah gunung berapi. Ketika lempeng bergerak, maka sebuah energi akan dilepaskan berupa gelombang seismik atau yang dikenal dengan gempa. Kamu dapat melihat efek dari pergerakan lempeng di daerah pegunungan, erupsi gunung berapi, atau sebuah tempat yang berubah setelah terjadi gempa atau aktivitas gunung berapi.

Berdasarkan pada arah gerakannya, perbatasan pada lempeng tektonik yang satu dengan yang lain (plate boundaries) terdiri dari 3 tipe, yakni divergen, konvergen, serta transform.
 a.      Gerak Divergen (Menjauh)
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah dan bergerak saling berlawanan sehingga menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading), sedangkan pada lempeng benua menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh.

a.      Gerak Konvergen
Terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak saling mendekat sehingga kerak samudera  menyusup ke bawah kerak benua (subduksi), dan mengakibatkan keduanya bergerak slaing menumpu satu sama lain. Wilayah subduksi ini disebut dengan zona subduksi dan di zona inilah sering terjadi gempa bumi.

b.      Gerak Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak sejajar namun berlawanan arah dan tidak saling bertumbukan. Batas pergerakan lempeng ini disebut dengan sesar ubahan-bentuk (transform fault). Contohnya yaitu Sesar San Andreas di California, Amerika Serikat.

d.      Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Dinamika bumi memungkinkan terjadinya gempa bumi. Di seluruh dunia tidak kurang dari 8000 kejadian gempa bumi terjadi tiap hari (dari skala kecil sampai skala besar). Dari kejadian gempa bumi dunia, kurang lebih 10% terjadi di Indonesia. Gempa bumi merupakan serangkaian getaran kulit bumi yang bersifat sementara dan menyebar ke segala arah.
Proses Gempa Bumi
Lempeng samudera yang massa jenisnya lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng tersebut akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerakan itu menyebabkan penumpukan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastis lempeng terlampaui maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbulkan getaran partikel ke segala arah  yang disebut gelombang gempa bumi.
Kekuatan gempa (magnitude) dinyatakan dengan skala Richter. Skala Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang terjadi, rentang Skala Richter antara 1,00 – 10,00. Semakin besar magnitude sebuah gempa, maka energi yang dilepaskan juga semakin besar, kerusakan yang ditimbulkan juga semakin besar.
Dinamika bumi digambarkan dengan pergerakan lempeng-lempeng yang menyusun kerak bumi. Pergerakan lempeng-lempeng di dunia memungkinkan adanya interaksi antara lempeng yang satu dengan lempeng yang lain. Gempa bumi digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi adalah sebagai berikut:
1)      Gempa bumi runtuhan, terjadi karena adanya runtuhan batuan
2)      Gempa bumi vulkanik, terjadi karena erupsi (letusan) gunung berapi
3)      Gempa tektonik, terjadi karena pergeseran letak kulit bumi
Berdasarkan kedalaman pusat gempa, gempa bumi dibedakan menjadi:
1)      Gempa bumi dangkal (normal), pusatnya <70km
2)      Gempa bumi sedang (intermediet), pusatnya 70-300 km
3)      Gempa bumi dalam, pusatnya 300-700 km
Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai suatu tingkat resiko gempa yang tinggi sekali karena dihubungkan oleh sistem tektonis yang aktif, yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Filipina, dan Lempeng Pasifik. Deretan lempeng ini membentang dari barat Sumatera, Selatan Jawa, dan terus sepanjang Timor.

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi gempa bumi, oleh karena itu kita perlu melakukan tindakan pengurangan resiko gempa. Mitigasi dapat dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana dan dapat digambarkan seperti siklus berikut ini.

                        Tindakan yang harus dilakukan pada saat gempa:
1)   Lindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda, dengan tidak berdiri dekat gedung, tiang, dan pohon. Cari tempat yang luas seperti lapangan.
2)   Tetap tenang ketika terjadi gempa, agar tidak menimbulkan kepanikan.
3)   Berpeganganlah dengan erat sehingga Anda tidak terjatuh.
4)   Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Carilah tempat aman.
5)   Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
6)   Lindungi kepala Anda dari jatuhan benda berat. Anda dapat bersembunyi di bawah meja yang kokoh.
e.      Gunung Berapi
Gunung berapi merupakan lubang kepundan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas/ cairan alinnya ke permukaan bumi.  Gunung api terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Gunung berapi terbentuk di daerah tabrakan lempeng samudera kerak dan kerak benua. Di daerah ini terjadi tabrakan lempeng yang membentuk zona sesar. Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi. Magma yang keluar dari gunung berapi disebut lava. Lama kelamaan lava mendingin dan mengeras menjadi bebatuan. Dari lava yang menumpuk tersebut dapat terbentuk sebuah gunung baru.
Erupsi (meletusnya) gunung berapi terjadi ketika magma dalam perut bumi memiliki suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar sehingga mendorong cairan magma tersebut keluar dari mulut gunung berapi dan mengeluarkan lava yang mengalir ke lembah gunung dan dataran rendah di sekitar gunung tersebut. Selain itu juga mengeluarkan gas dan abu vulkanik.
  


Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalamsehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll.

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda:

1.   Peningkatan kegempaan vulkanik

Kegempaan vulkanik ditandai dengan adanya aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi seperti peningkatan frekuensi gempa bumi yang meningkat dimana dalam sehari, dapat terjadi gempa hingga puluhan kali.

Selain terjadinya peningkatan aktivitas seismik, kejadian vulkanis lainnya bisa jadi karena pergerakan hidrotermalatau magma yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika peningkatan intensitas gempa bumi terjadi dalam kurun waktu yang telah ditentukan, maka perlu diwaspadai. Jangan lupa lakukan penyuluhan pada masyarakat sekitar. Selain itu, lakukan juga pengecekan dengan cara berbagi shift untuk pemantauan.

2.   Suhu kawah mengalami peningkatan

Suhu magma yang naik, akan mempengaruhi magma secara keseluruhan. Pada jenis gunung yang normal, magma yang terkumpul tidaklah terlalu banyak di area kawah tidak menyebabkan perubahan suhu.

3.   Terjadinya deformasi badan gunung

Deformasi badan gunung merupakan dampak dari gelombang magnet serta listrik sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur pada lapisan gunung yang bisa mempengaruhi bagian dalam gunung seperti dapur magma.

4.   Lempeng bumi yang saling berdesakan

Lempeng yang saling berdesakan, menyebabkan tekanan besar yang menekan serta mendorong permukaan bumi sehingga membuat beragam gejala tektonik, meningkatkan aktivitas geologi gunung serta vulkanik. Lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang setiap saat terus bergerak. Daerah gunung merupakan zona dimana kedua lempeng bertemu dan menyebabkan struktur dalam gunung berapi berubah.

5.   Akibat tekanan yang tinggi
Beberapa penyebab yang telah dijelaskan sebelumnya, mampu mendorong magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar. Jika dalam perjalanan, magma mengalami penyumbatan, maka ledakan akan terjadi. Hal ini dikenal pula dengan letusan gunung berapi. Letusan pada gunung berapi, akan semakin kuat jika volume magmanya juga besar. Bagi yang tinggal di sekitar gunung, sebaiknya tahu dengan betul ciri gunung akan meledak sehingga bisa melakukan antisipasi terlebih dahulu.

Material letusan gunung api terdiri dari:
a.      Benda padat (efflata) meliputi debu, pasir, lapii (batu kerikil), batu-batu besar (boom) , dan batu apung
b.      Benda cair (efusif) berupa lava, lahar panas, dan lahar dingin.
c.       Benda gas (ekshalasi) berupa uap air (paling banyak), CO2, SO2, HCl, H2S, HF, CO, H2, NH3, CH4, dan SiF4.
Dampak negatif erupsi gunung berapi:
a.   Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta beberapa partikel debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
b.  Dengan meletusnya suatu gunung berapi maka bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
c.  Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
d.   Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
f.  Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Misalnya Gunung Rinjani dan  Gunung Merapi, dimana kedua gunung ini jika dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Erupsi Gunung Berapi
a.   Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
b.  Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c.  Terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
d. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
e.  Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
f.   Muncul mata air bernama makdani, yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
g.  Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
h.  Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.


1.       HIDROSFER
Bumi diperkirakan adalah satu-satunya planet yang mengandung air. Sekitar tiga per empat permukaan bumi terdiri dari perairan. Hampir 96% berat air bumi tersusun dari hidrogen dan oksigen. Di samping itu natrium, klorin dan banyak unsur lain juga ditemukan di perairan samudra.
Bagaimana siklus air berlangsung?
Di pagi hari, saat kamu bangun tidur lihatlah daun-daun di sekitarmu yang berembun. Semakin siang saat sinar matahari semakin menyengat, embun-embun itu tak ada lagi. Begitu pula saat kamu menjemur pakaianmu yang basah, setelah selang waktu tertentu bajumu menjadi kering. Kemana air-air itu? Air itu menguap, yaitu berubah dari wujud cair ke wujud gas. Uap air yang terbentuk naik menembus atmosfer Bumi, semakin lama semakin banyak dan mendingin menjadi awan. Proses ini disebut kondensasi. Semakin lama titik-titik air hasil kondensasi semakin banyak hingga tak mampu lagi bertahan di awan, maka terjadilah hujan. Air hujan mengalir di sungai, di danau, menjadi air tanah atau terkumpul di laut. Air-air itu akan mengalami penguapan, kondensasi dan menjadi hujan lagi. Proses ini terjadi berulang-ulang, yang disebut siklus air.



1.   Evaporasi
Merupakan proses penguapan air pada permukaan bumi. Air-air yang ditampung dalam badan air seperti laut, danau, sungai, atau bendungan akan mengalami perubahan menjadi uap air karena adanya panas matahari. Evaporasi mengubah air (bentuk cair) menjadi air (bentuk gas) sehingga memungkinkan air dapat naik ke atmosfer bumi. Semakin terik matahari, maka semakin banyak jumlah air yang diubah menjadi uap air dan naik ke atmosfer.
2.   Transpirasi
Merupakan penguapan yang berlangsung pada jaringan makhluk hidup. Dalam proses ini air yang berwujud cair diubah menjadi wujud gas menuju lapisan atmosfer. Akan tetapi jumlah uap air pada proses ini tidak sebanyakk pada proses evaporasi.
3.   Evapotransporasi
Proses ini merupakan penguapan air secara keseluruhan baik dari permukaan Bumi (transpirasi) maupun badan air atau tanah (evaporasi). Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi sangat berpengaruh terhadap jumlah uap air yang naik ke atas permukaan atmosfer.
4.   Sublimasi
Sublimasi merupakan proses perubahan es yang berada di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melewati fase cair.
5.   Kondensasi
Ketika uap air dari proses penguapan maupun dari proses sublimasi naik dan mencapai titik ketinggian tertentu. Uap air akan berubah menjadi partikel-partikel es melalui proses kondensasi. Proses ini terjadi diakibatkan suhu udara rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel ini akan saling mendekat dan bergabung sehingga membentuk awan.
6.   Adveksi
Merupakan proses dimana awan yang terbentuk akan mengalami perpindahan dari satu titik ke titik lain secara horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan cuaca.
7.   Presipitasi
Proses ini adalah proses mencairnya wan yang akan mengalami adveksi dikarenakan suhu udara yang tinggi. Pada proses ini terjadinya hujan, dimana butiran-butiran air akan jatuh membasahi permukaan bumi.
8.   Run off
Merupakan suatu pergerakan air yang berasal dari tempat tinggi ke tempat rendah. Melalui proses ini, air yang melalui siklus hidrologi akan kembali ke lapisan hidrosfer.
9.   Infiltrasi
Tidak semua air hujan akan mengalir melalui proses run off, sebagian kecil air hujan juga akan bergerak menuju pori-pori tanah, merembes dan terakumulasi dengan air tanah. Proses ini akan membawa air tanah kembali ke laut secara lambat.



Posted by I GEDE EKA PUTRA SUJANA On Februari 27, 2021 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Translate

Wikipedia

Hasil penelusuran